JAKARTA – Memasuki masa pensiun, jangan dimaknai berhenti berkarya. Untuk itu, Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) mengajak Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) memberdayakan anggotanya agar tetap aktif menciptakan kesejahteraan. Ajakan itu diungkapkan Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional, Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, SH, MH, pada pembukaan Musyawarah Nasional XIII PWRI di Ancol, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Zudan, salah satu hal yang seringkali membuat para pensiunan itu tidak bergairah lagi hidupnya, karena mendapati penghasilannya turun drastis dibandingkan saat masih berdinas sebagai pegawai negeri. Bahkan, saat menyusun rancangan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil itu sering dititipi pesan dari seniornya yang akan pensiun. Mereka umumnya meminta dibuatkan formulasi agar penghasilannya saat pensiun masih bisa memberi penghidupan yang layak.
Di hadapan ratusan lanjut usia yang tergabung dalam PWRI, Zudan mengaku telah bekerja sama dengan Dirut PT Taspen (Persero) Iqbal Latanro dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi merancang sejumlah program. Salah satunya adalah mempersiapkan pensiun aparatur sipil negara (ASN) sejak pertama kali diangkat menjadi CPNS. Program itu, kata Zudan, jangan baru dimulai lima tahun sebelum mereka pensiun.
Korpri, menurut Zudan, merasa berkepentingan dengan program itu. Karena bagaimana pun pada suatu saat anggotanya akan bergabung dengan PWRI saat mereka pensiun. Selain itu, Korpri juga akan mengajak PWRI bekerja sama dalam mengembangkan toko online Toktok. Program Toko Online Korpri itu akan diluncurkan saat ulang tahun korps batik biru tersebut, 29 November 2016.
Pada pembukaan musyawarah nasional para pensiunan itu, Korpri sudah menandatangani nota kesepahaman dengan PWRI. Setelah itu, Korpri sangat berharap bisa meningkatkannya menjadi perjanjian kerja sama.
Dalam pandangan Zudan, meski anggota perkumpulan itu umumnya berusia lanjut, namun dengan masih aktif berorganisasi kondisi fisik dan mental mereka tidak serta merta terpuruk. Memang pada umumnya tanda-tanda fisik mereka sudah tidak sekuat masa mudanya, tetapi banyak para sepuh itu yang masih mampu berpikir jernih.
Dengan pertimbangan itulah Zudan sangat mengharapkan akan ada kerja sama yang nantinya bisa mewujudkan kesejahteraan lebih baik bagi para wredatama tersebut. Salah satunya kemungkinan melibatkan mereka bergabung dalam toko online Korpri.
Mereka bisa memanfaatkan toko online korpri itu, baik untuk kepentingan konsumsinya maupun sebagai penyedia barang atau berjualan di toko tersebut. Jika seluruh anggota PWRI bisa memanfaatkan toko online tersebut, Zudan menegaskan, berarti para pensiunan masih bisa berbuat untuk menopang hidupnya sehari-hari dengan kemampuan sendiri.
“Jadi meskipun sudah pensiun masih tetap berguna dan bermanfaat,” kata Zudan saat berbincang dengan Korpri.id usai menandatangani nota kesepahaman bersama Dirut Taspen Iqbal Latanro dan Ketua Umum PWRI Prof. DR Haryono Suyono.
Menurut Ketua Umum PWRI, jumlah anggotanya saat ini mencapai 2,5 juta jiwa dengan pertambahan setiap tahunnya sekitar 100 ribu orang, karena sudah memasuki masa pensiun. Bagi Zudan, dengan jumlah itu, PWRI seharusnya bisa menjadi organisasi yang kuat.
Jika bekerja sama dengan Korpri, maka keduanya bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Sebab, penggabungan keduanya berarti kekuatan tujuh juta orang. Sehingga akan banyak hal yang bisa dilakukan untuk kedaulatan mereka sendiri.