Jakarta, PWRI.id – Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI), esensinya tidak hanya bagi para pensiunan anggotanya saja, tapi juga eksternal, masyarakat umum. Para pensiunan seusai melaksanakan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), kembali ke masyarakat. Memberikan kecakapan pada masyarakat umum sesuai skill yang dimiliki para pensiunan.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen), Agung Mulyana di sela-sela Rapat Kerja Nasional Pengurus Besar Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Senin (27/2/2023) di gedung Kementerian Pertanian, Jakarta.
“PWRI tidak manfaatnya tidak saja dirasakan bagi anggotanya yang pensiunan, tapi, PWRI yang anggota para pensiunan juga memberikan kemampuan skill yang dimilikinya setelah masa tugas bakti bekerja di pemerintah. Semisal memberi pelatihan-pelatihan di berbagai bidang, semisal pelatihan bagaimana menjalankan UMKM,” ucap Agung Mulyana ketika menjelaskan eksistensi PWRI yang kini tengah menjalankan rakernas.
Pada rakernas yang baru bisa dijalani setelah covid-19 yang memakan waktu ini, Agung Mulyana menyebut Rakernas ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan Program Umum PWRI lima tahunan yang sedang berjalan dan membahas hal-hal yang bermanfaat bagi organisasi dan anggotanya.
“Jadi kami membahas enam program umum berdasar musyawarah Nasional ke XIV tahun 2021. Enam program itu, peningkatan kesejahteraan anggota PWRI, pemberdayaan keluarga lansia, partisipasi PWRI dalam pembangunan nasional dan daerah, pelaksanaan dan pengembangan kerjasama PWRI, piagam dan tanda penghargaan wredatama nugraha serta konsolidasi organisasi,” jelas Mulyana.
Mulyana mengatakan bahwa saat ini, untuk kemudahan para pensiunan dalam berbagai aktivitas, tengah membuat kartu anggota yang manfaatnya multi fungsi.
“Bisa menjadi kartu jaminan kesehatan, kartu e-moneter dan beragam manfaat lainnya,” tutur Mulyana.
Ketua Umum Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI), Prapto Suyono yang juga hadir dalam Rakernas itu mengatakan, anggota pensiunan PWRI setelah pensiun dari masa tugas, tentunya kembali ke masyarakat dan menjadi masyarakat seperti pada umumnya. Tentunya PWRI mengamanatkan pada para pensiunan ini untuk mentransfer Kecakapan skillnya pada masyarakat.
“Jadi setelah pensiun, kembali mengaktifkan diri. Manfaatnya tidak hanya dirasakan pada dirinya, tapi juga masyarakat umum. Para pensiunan yang tergabung di PWRI terdiri dari banyak disiplin ilmu. Jadi saya fikir bagus sekali jika dimanfaatkan bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat. Semisal memberi pelatihan UMKM berbasis teknologi, mengingat saat ini, berbagai platform menggunakan teknologi,” terang Ketum PWRI Prapto.