Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Tasikmalaya senantiasa melaksanakan kegiatan peduli terhadap tiga generasi, yaitu pertama, wredatama peduli sesama pensiunan dan masyarakat umum yang seumur.
Ke dua peduli terhadap generasi muda, yang ke tiga peduli balita.
Ketua PWRI Tasikmalaya, Drs H Rachmat Kurnia mengatakan, peduli balita, misalnya setiap wredatama mengantarkan cucunya ke sekolah PAUD, atau kalau rumahnya besar bisa mendirikan tempat PAUD, atau aktif dalam kelembagaan PAUD. “Sedangkan peduli terhadap generasi muda, wredatama harus tetap memberikan bimbingan, binaan, mengkritisi terhadap yunior yang masih berdinas. Sebab para yunior yang sedang berdinas, baik langsung maupun tidak, itu hasil binaan dari para senior, yang sudah pensiun,” jelas H Rahmat Kurnia, saat sosialisasi pelayanan kesehatan bagi PWRI Kota Tasikmalaya di aula RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya, Selasa (6/10).
Sedangkan peduli terhadap sesama pensiunan atau masyarakat yang seumur antara 56 tahun ke atas, selalu menjalin silaturahmi secara rutin dan kontinu. Setiap bulan melaksanakan NKK (ngalongok ka kolot). Bentuknya pertemuan atau silaturahmi antar anggota, seperti November nanti dilakukan pertemuan di Cibeureum, dengan 250 peserta lanjut usia, baik dari PWRI maupun Pepabri, Veteran, atau organisasi orang tua lainnya.
“Nanti, wali kota datang dan berperan sebagai anak. Pak wali kota ngalongok ka kolot. Pertama diawali senam bersama. Senam cerminan gaya hidup orang tua supaya harus sehat, dan selalu olahraga. Kemudian ada ceramah kesehatan. Jadi, meskipun sudah menjadi orang tua, tapi tetap kita harus menggali ilmu, khususnya ilmu kesehatan. Kalau ada informasi-informasi dari pemerintah kota, misalnya informasi kebijakan pembangunan, sosial. Di sini para wredatama harus membimbing dan mengarahkan pelaksanaan yang dilaksanakan oleh para pejabat yang sekarang masih dinas,” katanya.
Menurut Drs H Rachmat Kurnia, NKK itu sudah mencapai putaran ke tiga, sejak 2013 hingga 2015. “Jadi, keliling di setiap kecamatan. Dalam setahun itu sepuluh putaran kan ada sepuluh kecamatan. Bahkan ada di satu kecamatan yang dua kali atau tiga kali acara silaturahminya,” katanya.
Jumlah anggota PWRI Tasikmalaya tercatat sekitar 8.000 orang saat ini, dan yang aktif selalu mengikuti kegiatan kerjasama dengan beberapa lembaga sekitar 2.000 orang.
“Selama ini para wredatama selalu merespon baik, karena mereka bisa bersilaturhami dengan teman, dan dianggap acara reuni. Kita mengetahui kondisi teman kita masih sehat, bisa bercerita cucu, cerita obat herbal, dan lain-lain,” katanya.
H Rachmat Kurnia berharap, bisa SMS yaitu sehat, mandiri, dan sejahtera. Kalau ingin sehat harus makan dengan teratur, tapi makan juga harus tahu teorinya. Harus makan apa? Berapa banyak kalorinya? “Terus mandiri, dengan sehat Insya Allah akan mandiri. Jadi, jangan sampai pensiun teh mau makan disuapin, mau mandi dimandiin, mau berpakaian dibajuan. Kalau sudah sehat mandiri Insya Allah dia akan sejahtera lahir bathin,” kilahnya.
Dalam kesempatan sosialisasi pelayanan kesehatan, anggota PWRI menyampaikan harapan akan adanya dokter spesialis jantung dan paru-paru di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya, dan turut direspon positif oleh Walikota Tasikmalaya, Drs H Budi Budiman, karena pihaknya saat ini tengah mengupayakan akan adanya dokter specialis jantung dan paru-paru di RSUD Kota Tasikmalaya.
Bahkan ia menambahkan untuk pelayanan kesehatan bagi para pasien RSUD, terutama masalah ketersediaan obat generik, pihaknya menegaskan bahwa ketersediaan obat saat ini masih aman.