Haryono Suyono, Februari 2017
Dengan Rahmat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, akhirnya Pimpinan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 memberikan dukungan pada Yayasan Anugerah Kencana Buana (Anugerah) untuk menggalang kerja sama menjadi penggerak mencari keluarga asuh untuk keluarga prasejahtera, yaitu mengetuk kebaikan hati keluarga paripurna dan para donatur mengangkat keluarga prasejahtera menjadi keluarga asuhnya.
Keluarga sejahtera paripurna yang lebih maju dan sejahtera dianjurkan menyapa, memberikan perhatian dan berbagi memberi dukungan perlindungan kepada keluarga prasejahtera yang belum mampu membeli polis guna melindungi keluarganya sendiri. Keluarga sejahtera diundang berbagi kepada keluarga prasejahtera agar bisa berpacu dan hidup lebih sejahtera. Keluarga yang beruntung melindungi diri dan keluarganya dengan berbagai sarana harta benda dan simpanan deposito yang melimpah, sekaligus menyediakan skim asuransi untuk keluarga dan anak cucunya agar apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada orang tuanya, anak cucunya tidak perlu menderita karena telah dibayarkan premi yang menjamin kehidupannya yang nyaman di masa mendatang. Keluarga yang beruntung itu diundang berbagi kepada keluarga prasejahtera.
Keluarga prasejahtera pada umumnya tidak bisa leluasa berbuat seperti keluarga yang serba mampu sehingga apa yang bisa dikerjakannya adalah untuk hari ini, bahkan besar kemungkinan untuk membayangkan hari esok saja berada di luar nalarnya. Hari esok ya dipikir besok saja sehingga kalau seorang kepala keluarga tidak bisa bergerak karena malam itu terserang penyakit, maka keluarganya tidak ada lagi yang memberi jaminan. Mereka terpaksa tidak makan pagi, tidak makan siang dan tidak tahu lagi untuk malam harinya. Kejadian seperti ini biasa terjadi dan dianggap sial saja oleh keluarga yang bersangkutan. Kalau ada sesuatu yang tersedia di rumah, bisa makan dan minum dari apa yang ada. Kalau tidak ada bisa jual apa saja yang tersedia di rumahnya. Kalau tidak ada yang bisa dijual bisa dicoba pinjam ke warung sebelah. Kalau pinjamannya sudah banyak, warung sebelah pun akan segan memberi pinjaman dan keluarganya terpaksa puasa dan kelaparan sepanjang hari.
Beberapa tahun lalu, dengan restu Almarhum Bapak HM Soeharto pernah dilakukan kerja sama dengan AJB Bumiputera 1912 dengan Yayasan Damandiri guna menarik minat keluarga mampu agar membantu keluarga kurang mampu dengan dukungan asuransi bagi keluarganya. Dukungan itu diberikan oleh Yayasan Damandiri dengan membayarkan premi kepada keluarga kurang mampu sebagai sumbangan. Sumbangan pancingan itu diharapkan diikuti oleh perusahaan Asuransi dengan menjual secara luas kepada keluarga mampu agar membayar preminya sendiri untuk keluarganya, sekaligus membantu keluarga kurang mampu di sekitarnya. Tujuannya adalah subsidi silang bagi keluarga kurang mampu agar bisa memperoleh santunan dengan premi yang sangat murah.
Rupanya gerakan ini kurang diikuti oleh manajemen pada waktu itu sehingga di tengah jalan dihentikan, tidak diteruskan lagi karena tidak ada respons yang positif dari kalangan manajemen di lapangan. Program itu dianggap tidak menguntungkan karena para petugas harus kerja keras mempromosikan pembayaran premi, biarpun kecil, untuk keluarga prasejahtera. Dalam keadaan tingkat kesehatan yang makin membaik, adanya risiko kematian itu akan makin mengecil dan kemungkinan adanya subsidi silang bagi keluarga yang keadaan sosial ekonominya baik akan menutup kemungkinan risiko yang datang dari keluarga yang kurang beruntung.
Setelah beberapa tahun gagasan itu tidak memperoleh tanggapan, akhirnya manajemen AJB Bumiputera yang baru tertarik dan menyediakan skim baru yang dinamakan “Skim Asri”, Asuransi untuk Rakyat Indonesia. Skim ini menawarkan jumlah premi mulai dari Rp. 100.000,- untuk satu keluarga sampai yang tertinggi Rp. 250.000,- selama satu tahun. Premi yang bisa dibayar oleh Kepala Keluarga berlaku untuk seluruh anggota keluarganya. Dengan membayar premi sebesar Rp. 100.000,- untuk satu tahun untuk satu keluarga, apabila Kepala Keluarga meninggal dunia, warisnya akan menerima santunan sekitar Rp. 4.250.000,- sementara anggota lainnya tetap terlindungi sampai akhir tahun. Demikian juga apabila ibunya meninggal dunia, warisnya akan menerima tanggungan sebesar Rp. 3.250.000,- dan tanggungannya diteruskan sampai akhir tahun. Begitu juga apabila anaknya yang meninggal dunia, keluarganya akan memperoleh tanggungan sebesar Rp. 2.000.000,-.
Melalui kesepakatan bersama Yayasan Anugerah program ini dihidupkan lagi dengan sifat yang lebih matang. Yayasan Anugerah bertindak sebagai pendukung pemasaran melalui Posdaya yang telah terbentuk di desa-desa. Yayasan juga bergerak mencari sponsor yang berasal dari keluarga mampu atau lembaga sosial yang akan mengambil keluarga angkat untuk didukung membayar premi untuk keluarga prasejahtera. Dukungan yang baru dimulai pada bulan Januari lalu ternyata mendapat sambutan yang meriah sehingga sejak akhir bulan Januari dan utamanya pada awal bulan Februari Asuransi Asri dikembangkan pada sekitar 150 Posdaya di sekitar Jabodetabek.
Pada bulan Februari 2017, Skim Asuransi ini oleh Yayasan Anugerah bekerja sama dengan berbagai kalangan di Jawa Tengah akan mulai dikembangkan bersamaan dengan upaya melindungi Ibu hamil dan melahirkan yang relatif masih tinggi jumlahnya. Para peserta dan anggota Posdaya akan menjadi sasaran yang utama bersamaan dengan upaya pengembangan Warung Sembako di desa-desa yang akan menawarkan sembako murah dan tersedia sampai ke tingkat pedesaan. Semoga membawa manfaat untuk melindungi rakyat banyak dan mengantar keluarga Indonesia menjadi keluarga yang sejahtera.
(Prof. Dr. Haryono Suyono, Pembina Yayasan Anugerah).