Kulonprogo 6/8 2012 (KNIB) -Untuk mengangkat keluarga hidup lebih sejahtera, bahagia berkecukupan rakyat perlu diberi motifasi yang tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut Koperasi Wredatama PWRI bekerjasama dengan Yayasan Damandiri dan berbagai koperasi lokal serta pemerintah daerah khususnya Kabupaten Kulonprogo, Bantul dan Kabupaten Pacitan mengadakan Pelatihan bersama Petugas Koperasi Kulakan.
Pelatihan tersebut dimaksudkan agar para petugas yang bertanggung jawab mengatur, mengelola dan menjamin dinamika koperasi bagi yang ditugasi melayani kebutuhan masyarakat melalui warung-warung anggota Posdaya di desa dan pedukuhan bisa mengatasi dan mencukupi kebutuhan keluarga di desa.
Demikian sambutan Ketua Yayasan Damandri, Prof Dr Haryono Suyono pada pembukaan Pelatihan Petugas Koperasi Kulakan di Balai Pelatihan Dan Pendidikan, Dharmais, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulonprogo, Yogakarta baru-baru ini.
Kerjasama Koperasi Wredatama PWRI, yang dewasa ini diasuh oleh Dr Subiakto Tjakrawerdaja dan Koperasi Serba Usaha Panca Bahkti (KOPANTI) yang diasuh Dr Fadjar Sofyar, bekerjasama dengan Yayasan Damandiri, berbagai koperasi lokal serta pemerintah daerah setempat mengedepankan kebutuhan sehar-hari rakyat desa.
Pelatihan ditangani secara intensif oleh KOPANTI yang telah berpengalaman dan berhasil sebagai pemasok tidak kurang dari 1.200 outlet dan melayani sekitar 57.000 anggota di kawasan Bandung dan sekitarnya.
Untuk pertama kalinya ini, lanjut Prof Haryono Suyono, Tiga kelompok peserta peltihan dari tiga kabupaten tersebut akan bekerja di tiga koperasi sekunder yang dibentuk dan mengatur pembelian barang-barang kebutuhan sehari=hari masyarakat desa dan dikirim secara reguler ke warung-warung yang tersebar di berbagai desa dan pedukuhan.
Pelatihan dan persiapan pengembangan koperasi kulakan dilakukan secara bertahap. Pelatihan awal diisi dengan upaya memperkuat niat, tekad dan semangat para calon pekerja untuk menjadi duta pembangunan melalui koperasi dengan keberpihakan kepada rakyat pedesan. Pelatihan selanjutnya menimba pengalaman dan mencermati rahasia keberhassilan koperasi di wilayah Bandung dalam memebantu warung-warung di daerah sekitar Bandung. “Pengalaman tersebut selanjutnya untuk diprakatekan bagi pengembangan warung-waung di Kabupaten Bantul, Kulonprogo dan Kabupaten Pacitan. Pengembangan koperasi di tiga kabuaten ini telah mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten setempat,” ujar Prof Haryono Suyono..
Oleh karena itu, harap Prof Haryono, para pengelola yang dilatih dapat mengemeban tanggung jawab yang tinggi agar dalam praktek bisa membatu meningkatkan pemberdayaan keluarga yang tergabung dalam Posdaya melalui warung-warung yang dilayani berama lembaga dan organisasi masyarakat setempat.
Diingatkan pula kepada para peserta pelatihan agar barang-barang yang disediakan koperasi kulakan disalurkan kepada warung-warung di seluruh desa dan dukuh merupakan pesanan atas dasar kebutuhan warung-warung yang jumlahnya minimal 100 warung setiap kabupaten. Barang dan produk yang dijual tidak saja berasal dari pabrikan atau pemasok utama dengan harga yang diberikan pongan tinggi, tetapi diuasahakan barang-barang produk lokal yang berasal dari desa setempat juga bisa ditampung. Kebijakan ini akan menjamin pertumbuhan ekonomi lokal yang hasil produknya laku jual diantara sesama produk lokal. Kebutuhan warung hendaknya dipenuhi sesuai dengan pesanan dan diantar cepat sehingga tidak mengecewakan konsumennya.
Tenaga bagian pembelian dimnta agar bertanggung jawab memproses pembelian kebutuhan masyarakat di pedesaan sesuai dengan kebutuhan yang mendorong kemandirian dan kebebasan keluarga desa dari lembah kemiskinan. Begitu juga tenaga gudang harap mampu mengatur aliran barang dan memelihara agar barang yang disediakan tetap bertahan kualitasnya dan mudah diakses.
Selain itu koperasi dapat mengantisipasi penyediaan barang keperluan rakyat mendahului permintaan kebutuhan oleh warung. Kecepatan koperai melayani warung akan menjadi penentu keberhasilan menjaga konsumen. Karena kalau konsumen tidak puas atas pelayanan, koperasi dipastikan akan ditinggalkan pelanggan. Untuk itu diusahakan agar produk berasal dari sesama anggota Posdaya yang dewasa ini mulai mengembangkan kegiatan ekonomi mikro dengan aneka produk keperluan kelurga sehari-hari. Koperasi tersebut diharapkan dapat berjalan dan dapat memenuhi kebutuhan rakyat desa pada Hari Raya Lebaran Tahun ini (2012M/1433 H).
Untuk menjamin kebutuhan modal kerja, setiap warung milik anggota Posdaya setempat diberi kesempatan menjadi nasabah Bank Bukopin, Bank BPD atau Bank Perkriditan Rakyat ( Bank UKM) di Yogyakarta dan di Jawa Timur mendapat dukungan dana dari Inkoptama PWRI dan Yayasan Damandiri.
Karena usaha ini bersifat etrepreneur sosail, imbuh Prof Haryono Suyono, maka sejak awal semua petugas dan para anggota koperasi diminta untuk berjiwa sosial. Artinya sejak awal operasinya memberi perhatian tinggi terhadap semua komponen program Posdaya. Perhatian adalah upaya pengembangan dan pemeliharan PAUD, perhatian pada anak usia sekolah, pengembangan Posyandu, pemberdayan ekonomi setiap anggota Podaya dan memberi dorongan dan bantuan terhadap upaya membangun Kebun Brgizi disetiap halaman rumah, utamanya bagi keluarga miski dan lansia.
Sementara Bupati Kolonprogo, dr Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan Koperasi Kulakan yang segera diluncurkan di tiga kabupaten tersebut. Untuk itu sebagai tindak lanjut Kabupaten Kulonprogo telah membuat konsep Pendampingan Sistem Family, yaitu membentuk Kelompok Keluarga Asuh Keluarga Binangun ((KAKB) yang akan memperkuat keberadaan dan tindak lanjut Koperasi Kulakan tersebut di Kulonprogo.(re-naskahbank/sy/Hnur/Dn)