HomeBerita PWRIPWRI DaerahPengukuhan Pengurus Pengda Pwri Jatim Periode 2012-2017

Pengukuhan Pengurus Pengda Pwri Jatim Periode 2012-2017

Surabaya 27/7 2012 (KNIB) -Ketua Pengurus Daerah Jawa Timur Drs H Soedjito beserta segenap jajaran pengurus periode 2012-2017, dikukuhkan oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur Dr HR Soekarwo, pada tanggal 25 Juli 2012, di Auditorium Gedung Grahadi, Surabaya.

Dalam sambutannya Ketua Umum PB PWRI Prof Dr Haryono Suyono yang mantan Menko Kesra ini memaparkan bahwa lansia ini terbagi dalam tiga tingkatan. Tingkatan pertama lansia muda yaitu lansia yang berumur di bawah 70 tahun. Tingkatan kedua lansia dewasa dengan usia antara 70-80 tahun. Serta ketiga lansia paripurna yang berusia di atas 80 tahun.

Potensi PWRI yang ada di Jawa Timur 70 ribu orang, sementara di seluruh Indonesia anggoata PWRI sudah mencapai jumlah sekitar 2,3 juta orang. Semua itu tersebar di setiap desa dan pedukuhan.

Oleh karena itulah saya mendapat ijin dari Gubernur Jawa Timur Dr HR Soekarwo bahwa penduduk lansia PWRI Jawa Timur ini tetap dalam masyarakat membantu kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam arti pro poor dan pro job.  Sehingga mereka itu membantu Pemprov Jatim ini dalam program pemberdayaan melalui pos-pos pemberdayaan keluarga (Posdaya) yang ada di desa. Seluruh anggota PWRI Jatim tersebut merasa siap, karena merasa lebih segar.

”Para anggota PWRI Jatim ini siap untuk membantu Pakde Karwo (sebutan akrab Gubernur Jatim) dalam membangun Jatim yang semakin sejahtera,” ujarnya.

Para anggota PWRI kami berikan tugas mulia dengan motto ’Peduli Harmonisasi dan Pemberdayaan Tiga Generasi’. Dalam artian ini, kalau selama 35-40 tahun para anggota PWRI ini, dulu menjadi pegawai negeri sipil selaku abdi masyarakat dan negara, maka setelah pensiun merupakan bagian dari warga negara, warga masyarakat yang sangat terhormat.

Haryono menegaskan moto Peduli Harmonisasi dan pemberdayaan Tiga Generasi itu dimaksudkan bahwa seluruh anggota PWRI dimana pun berada harus menjadi suri tauladan di dalam mengembangkan persatuan, kesatuan di dalam kehidupan gotong royong yang akhir-akhir ini diganggu dengan gegap gempitanya partai-partai politik maupun organisasi-organisasi masyarakat yang memperebutkan kekuasaan, kedudukan, sehingga anggota masyarakat yang dulunya akrab dan saling bertegur sapa menjadi sebaliknya hanya karena berlainan partainya atau berlainan golongan organisasinya.

Dalam banyak kesempatan semenjak dilantik sebagai Ketua Umum PB PWRI periode 2011-2016 dari hasil Munas XII PWRI di Anyer, Serang, Banten pada Desember lalu, saya katakan bahwa anggota-anggota PWRI telah berjuang melaksanakan Pancasila yang intinya adalah gotong royong selama 35-40 tahun dan dipensiunkan dengan penuh kehormatan karena tidak dipanggil KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) maupun kejaksaaan atau kepolisian. Dan sekarang biar pun tua tetapi tetap segar dan bisa tersenyum. Karena selama menjadi abdi masyarakat dan abdi negara sebagi PNS anggota Korpri kita dilatih untuk mempertahankan persatuan, kesatuan dan hidup secara gotong royong serta hidup dengan penuh perhatian terhadap sesamanya. Mari itu kita bawa ke desa-desa.

Para pengurus Pengda PWRI Jatim diajak melaksanakan gerakan pembangunan berkeadilan sebagai wujud pengabdian yang ikhlas dalam masa pensiun untuk mendampingi rakyat banyak yang sedang berjuang memotong rantai kemiskinan, mendidik anak cucunya, mengembangkan budaya hidup sehat, membangun entrepreneur sederhana di kalangan rakyat banyak dan memelihara lingkungan agar memberi manfaat perbaikan gizi serta kelestarian alam semesta.

Secara khusus seluruh cabang PWRI diajak segera membentuk Posdaya di seluruh pelosok desa di Jatim agar pembangunan mendapat tanggapan dan partisipasi aktif rakyat.

Haryono meminta kepada Gubernur Jatim agar di wilayah Jatim tidak boleh ada anak usia PAUD tidak masuk PAUD. Pendampingan terhadap PAUD ini menjadi salah satu tugas dari seluruh anggota PWRI dalam rangka melaksankan Peduli Harmonisasi dan Pemberdayaan Tiga Generasi.

 

Must Read